IDRNEWS.ID, GRESIK – Tak hanya menjadi favorit masyarakat Indonesia, sarung tenun produksi Gresik sudah merambah pasar internasional sejak lama. Memiliki kualitas super dan desain yang spesial menjadikan sarung tenun Gresik masih menjadi idola. Namun dibalik kebanggaan tersebut masih tersimpan sebuah permasalahan yakni pengelolaan limbah dari proses produksi sarung itu sendiri.
Dan kali ini sebuah proses riset baru dilaksanakan” oleh Universitas Wijaya Putra (UWP) mengenai pengolahan limbah produksi tersebut. Seperti yang telah diketahui, hingga kini masyarakat Cerme selaku produsen sarung tenun masih mengalami kesulitan untuk pengolahan limbah. Bahkan mereka masih membuang air limbah hasil pewarnaan produksi ke selokan dalam keadaan warna yang masih pekat.
Dan Desa Semampir Cerme menjadi objek penelitian dari tiga dosen UWP yakni Andi Iswoyo, Ong Andre Wahyu, dan Muhammad Muchid. Mereka langsung turun ke lapangan untuk melakukan riset terkait pengelolaan limbah yang sampai saat ini belum teratasi.
Andi Iswoyo yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pelaksana Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan bahwa sejatinya warga/produsen pembuat sarung tenun sudah paham akan bahaya limbah yang mereka hasilkan jika tersalur langsung ke lingkungan sekitar. Namun warga masih belum mengetahui hal apa yang harus dilakukan agar limbah yang dihasilkan dari proses produksi mereka bisa terkelola dengan baik.
“Pengusaha sarung sadar limbah pewarna yang dibuang ke saluran berdampak terhadap air yang berada di saluran tersebut.” ujar Iswoyo. (Lod/Bgs)