IDRNEWS.ID, GRESIK – Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat, Rebo Wekasan Desa Suci tetap digelar dengan khidmat. Untuk tahun ini pagelaran terlihat dilaksanakan dengan lebih sederhana lantaran tanpa adanya kirab tumpeng yang dinilai bisa menimbulkan kerumunan.
Seperti yang telah diketahui, tradisi Rabu pungkasan sering lebih dikenal masyarakat Gresik dengan sebutan Rebo Wekasan. Dan sudah terlihat dari nama, perayaan ini selalu dilaksanakan pada hari Rabu terakhir di Bulan Safar.
Untuk pelaksanaan tahun ini, tak ada ramai-ramai, kegiatan hanya berupa tasyakuran dan doa bersama di Masjid Mambaul Thoat semalam.
Ahmad Hilmi Afandi selaku ketua panitia Rebo Wekasan menuturkan bahwa, “Yang biasanya ada kirab tumpeng berukuran besar dan pasar malam, namun karena situasi pandemi Covid-19 yang belum juga berlalu, panitia memutuskan untuk meniadakan kirab tumpeng dan pasar malam. Satu tumpeng berukuran besar telah disediakan panitia di halaman Masjid Mambaul Thoat,”
Dirinya kemudian menjelaskan mengenai asal mula adanya perayaan yang sejatinya pada tahun-tahun sebelumnya selalu mengundang animo masyarakat Gresik yang tidak sedikit.
“Yang telah lama menantikan sumber air guna mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari, akhirnya dapat ditemukan. Sehingga pada malam hari Rabu terakhir pada bulan Safar masyarakat mengadakan selamatan secara turun temurun hingga saat ini,” bebernya.
“Mulai Khotmil Qur’an dan pembacaan Tahlil hingga santunan anak yatim, Alhamdulillah berjalan lancar,” pungkasnya.
Dalam pelaksanaan tersebut terlihat hadir beberapa tokoh masyarakat seperti Kapolsek Manyar AKP Windu Priyo Prayitno, Danramil 0817 / 06 Manyar Kapten Inf Imam Suudi, Camat Manyar Moh Nadlelah, Kades Suci Khoirul Dolam serta KH Fahmi Faqih pengasuh Pondok Pesantren Mambaus Sholihin Roudlotul Muta’allimin.
“Selain menghadiri tasyakuran Rebo Wekasan, kami juga mengawal protokol kesehatan dan menjaga Kamtibmas agar acara ini berjalan lancar,” tutur AKP Windu.
Sementara Kepala Desa Suci Achmad Rizal mengatakan kirim doa dan selamatan Rebo Wekasan ini merupakan tradisi tahunan.
“Sekaligus memperingati hari jadi Desa Suci ke-630,” kata Rizal.
Dia juga mengapresiasi panitia penyelenggara, telah mensukseskan acara ditengah pandemi Covid-19 ini tetap menerapkan protokol kesehatan. (Lod/Bgs)