Dijumpai di tempat tinggalnya di ujung gang sempit, Kepala Desa Sukorejo, Kecamatan Kebomas, Fatkhur Rochman sedang bersama anak bungsunya.
Kebetulan hari itu sang istri sedang membantu tetangganya yang menggelar hajatan nikah.
Berbaju seragam batik, dengan perawakan yang tak terlalu besar sekilas menyamarkan jika dirinya dulu bekas orang jalanan di Jakarta dan beberapa kota besar di Jawa.
“Saya dulu aktivis 98. Selepas reformasi saya sempat beredar di Jakarta. Disana saya bergabung dengan salah satu geng yang namanya sempat viral tahun 2000 an. Tapi saya tidak menetap di satu kota, saya sering pindah-pindah,” kata Fatkhur, sapaan akrab Kades berusia 46 tahun itu, Senin (17/5/2021).

Pria yang juga akrab disapa Gus Man atau Gus Rochman itu melanjutkan setelah itu teman-temannya banyak yang diamankan polisi, dari situ secara berlahan geng tersebut akhirnya bubar.
Setelah beberapa tahun, tepatnya tahun 2008 Fatkhur memberanikan diri mencalonkan diri sebagai kepala desa. Sejak tahun 1992 hingga 2008 Desa Sukorejo dipimpin seorang lurah yang ditugaskan perintah kabupaten
“Saat itu tak ada yang minat jadi kepala desa, sebab gajinya hanya 500 ribuan. Jadi saat pelihan kepala desa, lawan saya adalah bumbung kosong (kotak kosong),” kenangnya.
Namun mayoritas warga Desa Sukorejo saat itu menginginkan pimpinan dari warganya sendiri maka Fatkhur mendapat suara lebih banyak dari pada bumbung kosong.
Sejak saat itu Fatkhur dinyatakan sebagai Kepala Desa Sukorejo terpilih periode 2008-2014.
Bersambung…