Di sebuah sore seperti biasa Sutamin (46) duduk di tepi jalan dekat pertigaan Jalan Panglima Sudirman (Pangsud) Gresik arah ke Jalan Arif Rahman Hakim, depan SMP Negeri 3 Gresik.
Sisa hujan masih membahasi jalan menuju Pasar Senggol itu. Dengan sabar Sutamin memajang barang dagangannya berupa mainan dan alat musik tradisional yang terbuat dari akar tumbuhan dan bambu.
“Kalau pagi hingga siang saya keliling dari kampung ke kampung. Sorenya saya mangkal disini (depan SMPN 3). Soalnya dekat dengan rumah,” kata Sutamin yang mengaku tinggal di wilayah Sentolang.
Di lapaknya terlihat ada akar wangi, boneka gajah dan kuda yang terbuat dari akar, kemudian ada gasing, seruling berbagai jenis dan kluntung.
Pria asli Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta ini mengaku barang-barang tersebut di dapat dari tetangganya, seorang perajin di daerah asalnya itu.
Meski dirinya menyadari bahwa mainan tradisional saat ini kian terkikis oleh beragam permainan modern terlebih smartphone yang banyak merubah selera bermain anak-anak. Namun Sutamin optimis mainan tradisional tetap memiliki peminat.
“Tiap hari ada saja yang beli. Sedikit banyak saya syukuri,” ujar ayah tiga anak ini.
Naskah & Fotografi : Sahlul Fahmi