Sanggring atau yang lebih dikenal dengan sebutan kolak ayam telah menjadi acara tahunan di Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik pada malam 23 ramadan yang kali ini jatuh pada hari Selasa (4/5/2021).
Hanya saja tahun ini acara yang dipusatkan di Masjid Jami Sunan Dalem itu digelar dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Hal ini wajib dipatuhi mengingat masa pandemi Covid-19 masih berlangsung.
Menurut Moh Ali Hasan, takmir masjid setempat mengatakan jika pihaknya terpaksa membatasi warganya yang ingin mengikuti acara puncak yang digelar di masjid menjelang buka puasa.
“Kami mematuhi protokol kesehatan sesuai imbauan pemerintah yang berupaya menekan penyebaran Covid-19,” kata Ali Hasan.
Karena itu bagi warga yang hendak memasuki masjid suhu badannya akan diukur terlebih dulu serta wajib memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Dalam sejarahnya, sanggring merupakan kuliner peninggalan Sunan Dalem, salah satu putra dari Sunan Giri. Bagi warga Desa Gumeno, sanggring diyakini bisa menjadi obat penyakit.
“Tradisi ini turun temurun sejak zaman Sunan Dalem. Alhamdulillah masih kami lestarikan hingga sekarang,” ucap Suudi, ketua panitia acara.
Sanggring memiliki keunikan dimana cara masaknya dilakukan oleh laki-laki. Adapun bahan masakan yang digunakan adalah jinten, bawang daun, kelapa, gula merah, dan ayam kampung.

“Sejak 2019 sanggring telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” ujarnya.
Ia menambahkan tradisi peringatan sanggring atau kolak ayam malam 23 ramadan ini juga digunakan sebagai ajang silaturahmi bagi warga Desa Gumeno dengan keluarga besarnya.
“Saat malam 23 biasanya keluarga atau saudara yang tinggal di luar desa datang berkunjung kesini untuk bersilaturahmi. Berbuka puasa bersama menikmati kolak ayam,” pungkas Suudi.