Saat melintas di Jalan Raya Sidayu, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, kita masih bisa menemukan sisa-sisa kemegahan di kawasan tersebut pada era kolonial.
Beberapa bangunan tua dengan gaya arsitek Eropa abad 17 yang terdapat di kawasan itu kini seakan mencoba berinteraksi dengan zaman sekarang seperti kantor pos, mini market atau warung modern.
Namun ada juga bangunan yang dibiarkan apa adanya bahkan tak terawat sehingga kondisinya rusak. Meski begitu secara tampilan fisik, bangunan tersebut menyisahkan pesan sebagai bangunan mewah pada zamannya.
Berbicara mengenai Kecamatan Sidayu tentu tak lepas dari sejarah panjang yang mengiringinya. Menurut sejarawan Gresik, Kris Adji AW, dulunya Sidayu merupakan wilayah pesisir yang otonom dan setara dengan wilayah-wilayah pesisir lainnya di Pulau Jawa.
Namun pasca takluknya Surabaya kepada Mataram tahun 1625, Sidayu akhirnya juga ikut menjadi daerah taklukan Mataram.
Kemudian pada tahun 1675 Sidayu menjadi sebuah kadipaten yang dipimpin oleh seorang adipati. Dari 10 adipati yang paling dikenal adalah adipati ke-8 yakni Adipati Kanjeng Sepuh yang memerintah Sidayu tahun 1816 hingga 1855.
“Dan tahun 1935, riwayat Kadipaten Sidayu berakhir. Wilayahnya dilebur jadi satu dengan Kabupaten Gresik dengan status kawedanan,” ujar Kris Adji.
Naskah dan Fotografi: Sahlul Fahmi