IDRNEWS.ID, GRESIK – Pemkab Gresik harus segera kembali melakukan langkah tindak lanjut mengenai APBD 2022 tentang alokasi dana Disnaker sebesar Rp 7 miliar. Dana ini dirasa terlalu kecil untuk menyambut kebutuhan 40 ribu pekerja pada proyek konstruksi smelter PT Freeport Indonesia.
Rencananya pada proyek pembangunan yang terletak di JIIPE tersebut, Disnaker diprediksi akan lebih membutuhkan banyak dana untuk pelatihan berskala besar.
Mengenai hal ini, Budi Rahardjo selaku Kepala Disnaker Pemkab Gresik sudah angkat suara dimana dalam waktu dekat ini Bupati Gresik akan bertemu dengan PTFI. Pertemuan tersebut tentu untuk menemukan titik tengah perihal gelombang kedatangan pekerja tersebut.
Dan untuk saat ini, dirinya bersama dengan staff lainnya sedang fokus pada pemetaan kebutuhan lainnya. Dalam hal ini permasalahan persiapan saat dilaksanakan pembangunan smelter maupun ketika smelter tersebut sudah mulai beroprasi.
“Nanti setelah selesai, baru kami buat pelatihan sesuai dengan divisi yang dibutuhkan disana,” jelasnya.
Sementara ini, untuk mengoptimalkan rencana anggaran yang ada maka Disnaker memutuskan untuk bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja.
Dengan adanya rencana ini, dirinya berharap pihak PTFI untuk transparasi terhadap spesifikasi kebutuhan kerja pada tahun 2022 nanti. Hal tersebut agar bisa berjalan selaras dengan SDM di Gresik supaya bisa mempersiapkan diri lebih awal. (Lod/Bgs)