IDENEWS.ID, GRESIK – Menciptakan kehidupan yang harmonis di lingkungan masyarakat yang beragam etnis dan kepercayaan memerlukan usaha bersama dan butuh ketelatenan. Hal ini diungkap oleh Kepala Kemenag Kabupaten Gresik, Markus seusai dialog yang berlangsung di lantai 4 Kantor Bupati Gresik, Rabu (6/10/2021).
Tampak hadir pada acara tersebut para ketua MUI, NU, Muhammadiyah, LDII, Parisada Hindu Dharma, Ansor, Formagam, FKUB, dan perwakilan kelompok masyarakat kabupaten Gresik.
“Wilayah Kabupaten Gresik yang terbuka, penghuninya juga beragam etnis, hampir semua agama ada pemeluknya disini, sehingga kita perlu untuk lebih sering menggelar komunikasi dengan harapan tata kehidupan didalam masyarakat semakin erat dan nyaris tanpa konflik,” jelas Markus.
Moh Toha dari Kanwil Kemenag yang memulai paparan, lebih menekankan bahkan didalam menyusun NKRI itu dilandasi semangat menjalankan agama.
“Pangeran Diponegoro memberontak pada penjajah, Marta Tiyahahu melakukan perlawanan kepada penjajah karena dilandasi semangat dalam menjalankan agamanya, dalam menyusun UUD 1945 juga demikian, maka kalau saat ini ada segelintir orang yang ingin memisahkan agama dari negara, berarti tidak pernah belajar sejarah,” terang Toha.
Narasumber dari UINSA Ali Azis setelah memaparkan materinya, lebih banyak mengajak dialog terkait harmonisasi keberagaman masa mendatang. (Kim/Bgs)