IDRNEWS.ID, JAKARTA – Said Aqil Siradj selaku Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta hari ini.
Dalam pertemuan tersebut, beliau menjelaskan kepada pihak media bahwa ada beberapa isu yang perlu dibahas langsung Presiden Jokowi. Salah satu topik yang dibahas mengenai Muktamar PBNU pada Desember mendatang.
“Kedatangan saya ini kangen-kangenan, sejak COVID-19 ini baru dua kali ini, satu tahun setengah bertemu dengan Bapak Presiden,” ujar Said di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat.
“Presiden pun agak tanda tanya, apakah sudah mungkin (aman) melihat situasi COVID-19 seperti ini, apalagi di Lampung. Ya, nanti kita lihat, itu pun dengan syarat memperhatikan protokol kesehatan dan izin dari Satgas nasional dan Satgas lokal,” tuturnya.
Tak hanya pembahasan mengenai Muktamar, beliau juga berikan apresiasi kepada Presiden atas kesuksesan program Vaksinasi Covid-19. Selain masyarakat umum, vaksinasi untuk pesantren juga dinilai sudah sesuai harapan banyak pihak.
“Vaksinasi di kalangan pesantren luar biasa, di luar dugaan saya bahwa vaksinasi masif masuk ke pesantren dan para kiai-kiai,” terangnya.
Penanggulangan radikalisme hingga terorisme juga menjadi topik yang mereka bahas. Hal ini terkait pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) hingga penangkapan pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Ali Kalora.
“Densus melaksanakan tugasnya dengan baik, terutama setelah terbunuhnya Ali Kalora itu, itu juga kita apresiasi kepada presiden yang tidak terjadi sebelumnya seperti ini,” katanya.
“Masalah kemandirian bahwa kita sama-sama NU dan Presiden sama sependapat menjaga kemandirian jangan sampai kita terpengaruh kepentingan luar. Sikap Palestina-Israel masih jelas keberpihakan kepada Palestina, selama Israel tidak mengakui negara Palestina, maka Indonesia tidak akan mengakui negara Israel secara politik ya,” tutup kyai yang lahir di tanah Cirebon ini. (Kim/Bgs)